Pelukis Bali. Seperti diberitakan Wikipedia, I Gusti Nyoman Lempad (1862 -? 1978) pada mulanya dikenal sebagai pematung batu Bali dan arsitek (undagi di Bali) yang membangun istana dan pura - pura di Ubud dan desa-desa tetangga di sana. Dalam tahun-tahun berikutnya, ia menghasilkan ratusan lukisan mitologi dari cerita rakyat Bali. Lempad of Bali, adalah sebuah film dokumenter pendek yang diproduksi oleh John Darling dan Lorne Blair, yang mengisahkan I Gusti Nyoman Lempad di akhir hidupnya sampai upacara ngaben atau kremasinya.
Tanggal lahirnya, tidak diketahui waktunya tetapi dia menikah ketika Gunung Krakatau meletus pada tahun 1883. Ia meninggal pada tanggal 25 April 1978 di rumahnya di Ubud, Bali. Dia mengumpulkan keluarganya dan meminta mereka untuk memandikan setelah dia meninggal nanti. Orang Bali percaya bahwa ia memilih waktu kematiannya pada hari yang dianggap paling suci. Meskipun ia mempertahankan persahabatan erat dengan seniman asing, termasuk Rudolf Bonnet dan Walter Spies, dia tidak pernah memberitahukan identitas sebagai seorang seniman Bali, baik dalam media, lukisan, patung dan arsitekturnya. Banyak dari karya-karya I Gusti Nyoman Lempad seperti yang dijelaskan pada Museum Neka dikumpulkan oleh seniman Walter Spies (Jerman, 1895-1942). Tetapi ketika Nazi Jerman menginvasi Belanda pada tahun 1940, Spies dan warga Jerman lainnya yang tinggal di Hindia Belanda (Indonesia) ditangkap oleh pemerintah kolonial. Spies membawa sendiri ke Batavia (Jakarta) sepuluh lukisan dari I Gusti Nyoman Lempad termasuk lukisan cerita rakyat "Brayut" untuk sisimpan dan diamankan oleh temannya M. Bruyns. Spies terbunuh selama Perang Dunia II ketika kapal Van Imhoff diserang pada sebuah kamp penahanan di Ceylon (Sri Lanka) oleh sebuah bom Jepang. Sebelum M. Bruyns meninggal pada tahun 1980 ia menyerahkan lukisan tersebut pada Dr Jacob Vredenbreght. Pada tahun 1984, Vredenbreght memperlihatkan kesepuluh lukisan - lukisan I Gusti Nyoman Lampad ke Museum Neka, dan sekarang tujuh dari koleksi tersebut kini menjadi koleksi dari Museum ini. I Gusti Nyoman Lempad sebagaimana disebutkan pula sebagai salah satu tokoh pelukis gaya pita maha, yang selain beliau pelukis dan atas bimbingn ayahnya I Gusti Ketut Majukan, beliau juga sangat ahli
***
|
|